Sunday, 3 December 2017

System transportasi dalam tubh tumbuhan



System trsnsportssi bertujuan mendistribusikan zat- zat penting yang sangat diperlukan untuk kehidupan serta mengambil zat- zat samah hasil kegiatan dalm sel untuk dibuang ke luar tubuh. System transportasi  pada tumbuhan sangat berbeda dengan system transport pada makhluk hidup lainnya. Pada tumbuhan tingkat rendah belum  terdapat alat transpor khusus, pengangkutan zat- zat berlangsung dari sel ke sel. Pada tumbuhan tingkat tinggi sudah terdapat alat- alat transport khusus yang disebut dengan jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut terdiri atas pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis/pembuluh aya (phloem). Transportasi pada tubuh tumbuhan meliputi absorbs dan translokasi.
 
Absorbsi adalah pengambilan/penyerapan air dan hara dari dalam tanah. Penyerapan air oleh tumbuhan ini dilakukan oleh akar, yakni oleh rambut- rambut akar dan sel epidermis pucuk akar. Air masuk ke dalam akar terutama melalui dinding dari rambut- rambut akar dan sel- sel epidermis dari ujung akar. Dari sel- sel epidermis selanjutnya air bergerak dari sel- sel pada jaringan kortex,  kemudian ke endodermis. Setelah melalui endodermis, air bergerak masuk ke dalam pembuluh xylem selanjutnya bergerak ke atas. Pergerakan air ke atas melalui tumbuhan yang bertranspirasi berlangsung melalui beberapa tahapan jaringan. Mula- mula air bergerak melintasi akar ke penyalur dalam xylem akar. Kemudian air ditranslokasikan secara longitudinal dalam xylem batang dan daun. Setelah itu air bergerak dari aujung pembuluh xylem daun ke permukaan penguapan dari dalam sel mesofil yang berbatasan dengan rongga stomata. Akhirnya uap air berdifusi keluar melalui stomata. Selain tu tumbuhan juga menyerap hari dari dalam tanah.

Pada  akhirnya , akar menyerap unsur hara dari tanah dalam bentuk larutan atau dalam bentuk ionn yang dapat ditukar, karena zat hara yang diperlukan oleh tumbuhan dalam keadaan dipegang oleh partikel- partikel tanah. Unsur hara dalam bentuk larutan dapat hilang karena adanya pelindian/pencucian (leaching). Sedangkan unsur hara dalam bentuk ion yang dapat ditukar hilang karena   proses erosi. Translokasi adalah pengangkutan bahan makanan dan pendistrisbusian fotosintat atau hasil asimilat ke seluruh tubuh tumbuhan , melalui jaringan pengangkut. Di dalam tubuh tumbuhan terdapat dua system pengangkutan untuk jarak jauh berupa phloem dan xylem yang disebut translokasi vaskuler. Phloem mengangkut larutan secara akropetal dan basipetal. Xylem mengangkut air dan mineral yang searah dengan arus transpirasi. Sedangkan untuk pengangkutan jarak pendek yang disebut trasnlokasi non vaskuler melalui serabut- serabut protoplasma atau mikrotubulae. Pengangkutan melalui phloem meliputi pengangkutan bahan- bahan organic maupun anorganik., karbohidrat , bahan- bahan N organic , dan ion- ion. Pengangkutan ini tergantung pada kegiatan metabolisme berdasar pada kerjasama aktif antara jaringan yang hidup. Sedangkan yang masuk dalam system akar akan naik ke atas ( searah dengan arus transpirasi ) melalui xylem. 

Di dalam xylem dan phloem terdapat penghubung lateral yaitu plasmodesmata yang memungkinkan gerakan kea rah lateral. Bagian terbesar substansi yang ditranslokasikan selain air, merupakan hasil fotosintesis atau permobilisasian kembali hasil cadangan. Mekanisme translokasi mengikuti hipotesis aliran massa. Menurut hipotesis aliran massa, apa saja  yang meningkatkan fotosintesis akan meningkatkan tekanan hidariostatis dan laju translokasi. Namun hal ini hanya benar bila daerah pemanfaatan  mampu memanfaatkan lebih banyak assimilate. Fotosintat yang dihasilkan pada daun dan sel- sel fotosintetik lainnya harus diangkut ke organ atau jaringan lain agar dapat dimanfaatkan oleh organ atau jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau ditimbun sebagai bahan cadangan. Phloem dapat memenuhi peranan tambahannya sebagai pengatur pertukaran substrat/bahan diantara sumber didapatkannya (source) dan tempat diperlukannya (sink). Secara garis besar , translokasi berlansung dalam beberapa tahapan/fase :

1.      Asimilasi keluat tempat sintesis dalam khloroplas menuju berkas pengangkutan
2.      Fase pengisian (loading step) dalam system pengangkutan menuju kea rah yang memerlukan
3.      Fase pembongkaran (unloaded) baik yang diendapkan pada sink maupun ikut masuk dalam senyawa- senyawa polimer
4.      Dari sink assimilate tersebut memungkinkan untuk mobilisasi guna memenuhi kebutuhan pertumbhan baru di  bagian lain dari tumbuhan (siphoned off)
Denganadanya system translokasi dimungkinkan (pada tumbuhan tertentu) perkembangan bagian penyimpanan makan cadangan yang besar, seperti buah berdaging, umbi, maupun ubi. System translokasi juga berperan penting dalam pengaturan senenscence daun dan efek korelatif dari apical dominance.

Hasil assimilat akan ditrisbusikan ke bagian- bagian tubuh tumbuhan. Distribusi assimilat antara daerah pemberi ( daun) dan bagian yang sedang tumbuh yang membutuhkan lewat hubungan vaskuler, sehingga bagian yang sedang tumbuh tidak harus mendapat assimilate dari daun yang terdekat. Tetapi umumnya ssimilat diberikan ke daerah pemanfaatan yang terdekat dengan sumber. Daun- daun  pada bagian bawah akanlebih banyak mengangkut fotosintat ke akar, sedangkan daun- daun bagian atas akan lebih banyak mengirim fotosintat ke organ hasil, seperti biji, buah, atau daun- daun muda yang sedang tumbuh. Sepanjang masa pertumbuhan vegetative, akar, daun, dan batang merupakan daerah- daerah pemanfaatan yang kompetitif dalam hal assiumilasi. Proporsi hasil assimilasi pada ketiga organ ini dapat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dan produktivitas. Investasi assimilate dalam pertumbuhan akar juga perlu, karena, khususnya fungsi akar dalam menyerapan air dan mineral. Daun muda yang sedang berkembang memerlukan hasil assimilate untuk penyediaan energy dan kerangka karbon yang diperlukannya untuk tumbuh dan berkembang sampai daun- daun itu dapat memproduksi hasil assimilasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pada pertumbuhan awal, daun memerlukan assimilate bagi pengembangannya dan impor bersih assimilate tersebut terjadi sampai helaian daun 1/3-1/2 luas penuhnya. Pada saat tersebut akan dimulai pengeluaran assimilate kea rah ujung tumbuhan. Bila tumbuhan terus tumbuh dan daun tersebut terpisah dari ujung tumbuhan karena ada penambahan daun baru, maka akar- akar berupa sink. Akhirnya daun tersebut akan mengalami senencence, dan baik senyawa- senyawa organic maupun anorganik cadangan/simpanan akan dimobilisir ke bagian- bagian umbuhan yang lain. 

Pertumbuhan awal cabang memerlukan hasil assimilasi yang diimpor dari batang utama atau cabang- cabang lain sampai batang atau cabang tersebut menjadi autotroph. Pembagian selama fase vegetative akan menentukan luas daun terakhir, perkembangan akar, dan percabangan. Hasil assimilasi dalam pertumbuhan tumbuhan selama periode vegetative menentuksn produktivitas. Pola distribusi pada fase vegetative dapat berubah kalau tumbuhan masuk ke fase generative atau pengguran daunnya. Dengan masuknya tumbuhan ke fase reproduktif, pola distribusi assimilate akan mengalami perubahan. Buah yang sedang berkembang merupakan sink yang besar, yang menarik assimilate dari daun- daun yang berdekatan tumbuh. Sedangkan bunga dapat merupakan sink yang lebih lemah. Segera setelah inisiasi biji, biji menjadi daerah pemanfaatan yang dominan. Oleh karena itu, selama pengisian biji sebagian besar hasil assimilasi yang  baru terbentuk maupun yang tersimpan digunakan untuk meningkatkan berat biji. Selama fase reproduktif, akar dan mata (bud) mengalami kesulitan dalam kegiatannya  karena kebutuhannya akan assimilate dikalahkan oleh kebutuhan buah/biji. Pembagian selama perkembangan reproduktif penting untuk tumbuhan budidaya hasil bunga, buah, dan biji. Hasil assimilasi dapat ditrisbusikan dari fotosintesis daun, fotosintesis dari bagian- bagian yang bukan daun, dan remobilisasi dari masing- masing sumber.

Factor- factor genetis dapat berpengaruh pada distribusi assimilate, tetapi hal ini diubah dengan pemberian zat pengatur tumbuh juga factor lingkungan turut mempengaruhi pola pembagian assimilate. Bagian- bagian tumbuhan yang sedang tumbuh dapat berkembang dengan menggunakan assimilate yang baru terbentuk (mobilisasi) atau dari simpanan cadangan makanan (retranslokasi). Penimbunan lemak dan karbohidrat di tempat penyimpanan (misalnya buah, umbi ) merupakan kegiatan enzim membentuk bahan padat seperti pati, lemak, dan protein. Sebaliknya ekspor bahan- bahan dari tempat penyimpanan berhubungan dengan kegiatan enzim penghidariolisa seperti amylase. Pengeluaran bahan ( retranslokasi) dari daun yang lebih tua akan mnyediakan banyak senyawa- senyawa anorganik bagi pertumbuhan suatu bagian tumbuhan. 


Mobilisasi dan retranslokasi assimilate dapat dipengaruhi oeleh beberapa factor atau perlakuan,, misalnya :
-          Pengeluaran N dari tembakau yang tua dapat dicegah dengan pemotongan pucuk (sink effect)
-          Kekurangan unsur hara meningkatkan pengeluaran senyawa- senyawa N dari daun
-          Cahaya dapat memperbesar kemampuan daun untuk menarik bahan, tetapi mempercepat mobilisasi cadangan makanan di tempat yang diperlukan
-          Kinetin merangsang penarikan bahan ke tempat perlakuan


No comments:

Post a Comment

atomy pasta giggi luar biasa

haai sobatt,, tahu gakk sekarang telah hadir lho,, sebuah mall online dari korea selatan, itu lhoo negara yang terkenal dengan k- pop nya...